Surabaya (25/1). Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya menggelar kegiatan rutin Sarasehan Antar Ormas dan Sosialisasi Program MUI Sukolilo. Sarasehan dengan tema “Merajut Ukhuwah untuk mempererat Persatuan dan Kesatuan Bangsa” itu diadakan di Pondok Pesantren Mahasiswa (PPM) Khoirul Huda Nginden Surabaya, (22/1).
Dalam arahannya, Ketua Umum MUI Kecamatan Sukolilo KH Moh. Mukhrojin mengatakan pentingnya saresehan antar ormas untuk menjalin ukhuwah agar saling mengenal dan saling mengetahui kiprah masing masing ormas di lingkungan masyarakat. Sarasehan membahas berbagai persoalan, salah satunya yang dipertanyakan Mukhrojin kepada pengurus LDII mengenai pemikiran banyak orang mengenai isu terkait LDII.
“Ada stigma jika umat Islam dari ormas lain datang di LDII akan dibasuh lantainya, dan ternyata itu hoax, tidak pernah terjadi di lingkungan LDII,” kata Ketua PC LDII Sukolilo H. Prihadi Saputro. Menurut Prihadi, LDII sama dengan umat Islam pada umumnya dalam menjaga kesucian, jika waktunya membasuh lantai memang waktunya, bukan karena menganggap orang lain najis. “Bahwa kita sama dengan umat muslim lainnya dalam menjaga kesucian lantai bukan karena ada orang lain lalu kita membersihkan lantai,” ungkapnya.
Selain itu Mukhrojin menyampaikan dalam rangka membangun ukhuwah Islamiyah menurutnya yang terpenting pimpinannya dahulu. “Jika para pimpinan ormasnya itu perang ayat, perang hadist, statementnya di media menyerang maka ukhuwah Islamiyah akan semakin jauh panggang dari pada api,” ujarnya. Oleh karenanya jika ingin persatuan, menurut Pengasuh Pesantren Bismar itu, paham-paham harus dibawa masing-masing, tapi ada kalimatussawa, ada saling mencintai antara sesama umat muslim.
“Kalau pada orang lain kita bisa menjaga Ukhuwah Insaniyah, Ukhuwah Watoniyah, tapi mengapa kita ukhuwah Islamiyah ini kadang kadang retak, kadang kadang lebih benci hanya karna beda organisasi, berbeda cara ibadah yang sifatnya Furu’iyah, padahal sama-sama ahlul qiblah sama-sama Ummat Nabi Muhammad SAW,“ ungkapnya.
Ketua Umum MUI yang termuda di Surabaya itu menuturkan, untuk bisa bersatu harus ada vaksin yang harus diinjeksikan yaitu berupa tasamuh atau toleransi. “Vaksin tasamuh harus diinjeksikan pada pengurus ormas Islam terutama, karena dengan tasamuh dapat merekatkan antar ummat, inti dari sifat tasamuh adalah memberi, utamanya adalah memberi ruang kepada orang lain, memberi ruang kepada orang lain ini, perasaan orang lain, pikiran orang lain, memberi ruang ini sesungguhnya adalah tasamuh, untuk bisa merawat bersama sama umat,” tambah Mukhrojin.
Ketua MWC NU Sukolilo KH Ischaq menambahkan, MUI Sukolilo periode ini cukup lengkap dengan perwakilan dari semua Ormas Islam, sehingga bisa mewakili dari semua golongan Umat Islam. “Kami terima kasih yang sebesar-besarnya karena MUI Sukolilo kepengurusannya cukup lengkap mewakili berbagai ormas,” ungkapnya. Sekretaris Umum MUI Kecamatan Sukolilo, Muhammad Yusuf dalam paparannya mengatakan kegiatan saresehan antar ormas ini juga dalam rangka Sosialisasi Program Kerja MUI Sukolilo.
“Ada banyak program MUI Sukolilo yang akan dilaksanakan Tahun 2023 diantaranya adalah Saresehan Antar Ormas, Pendampingan UMKM agar naik kelas dan terciptamya masjid yang makmur,” paparnya. Ia juga menyebutkan peran MUI Sukolilo akan maksimal jika ada dukungan dari semua ormas Islam, oleh karenanya sinergi antar ormas kita tingkatkan dengan sarasehan antar ormas.
“Dengan kita saling bertemu dan sharing tukar pendapat antar ormas maka akan menghasilkan ide dan kontribusi positif bagi umat,” ujarnya. Kegiatan ini dihadiri oleh sebagian besar Pengurus MUI Kecamatan Sukolilo, Pimpinan Ormas Islam NU, Muhammadiyah, LDII, Hidayatullah serta Forkopimka dari Polsek Sukolilo dan Danramil Sukolilo.
Oleh: Rully Sapujagad (contributor) / Noni Mudjiani (editor)