Home / Nasional / Cara Generus Surabaya Utara Menjadi Mandiri dan Berwawasan Menuju Kedewasaan

Cara Generus Surabaya Utara Menjadi Mandiri dan Berwawasan Menuju Kedewasaan

Surabaya – Pembina Muda-Mudi Daerah Surabaya Utara, Sutomo mengimbau kepada seluruh Generus LDII di Surabaya Utara untuk tidak menunda nikah hanya karna ingin mencari yang sempurna.  Hal tersebut disampaikan dalam acara Workshop Edukasi Usia Mandiri yang bertema “Mewujudkan Generasi Muda Surabaya Utara yang Mandiri dan Berwawasan Guna Persiapan Menuju Kedewasaan” pada Minggu (28/2/2021) di Masjid Sabbilul Muttaqin, Bronggalan.

 “Jangan pernah kau palsukan dirimu, sebab kesempurnaan itu tidaklah nyata dan yang nyata itu tidak sempurna,” ujar Sutomo.

Acara tersebut diikuti oleh seluruh Muda-Mudi Surabaya Utara yang telah masuk kategori usia mandiri.

“Arti kedewasaan disini adalah menikah. Adapun wawasan yang dimaksud yaitu wawasan tentang menikah, jadi acara ini lebih fokus membahas tentang persiapan menuju pernikahan,” terang Hamzah salah satu panitia dalam acara tersebut.

 “Acara ini memang di khususkan untuk teman-teman yang di rasa sudah mencapai usia mandiri yaitu laki-laki usia 20+ dan perempuan usia 18+, supaya mereka punya wawasan tentang menikah dan melatih mental untuk berumah tangga,” tambah Hamzah.

Menikah adalah suatu momen istimewa yang selalu di nanti oleh kaum muda dengan menikah sesuatu yang dulu dilarang akhirnya bisa bernilai ibadah. “Dengan menikah surga akan menjadi lebih mudah untuk di tempuh,” ujar Sutomo dalam penuturannya.

Dalam penuturannya Sutomo mengatakan bahwa sebelum menikah, tentu manusia membutuhkan sebuah rasa saling cinta antar lawan jenis dan salah satu cara untuk menumbuhkan rasa cinta itu adalah saling mengenal.

“Ada pepatah mengatakan tak kenal maka tak sayang, untuk itu dalam acara ini mereka harus saling mengenal satu sama lain, supaya bisa ber-ta’aruf dan menuju ke jenjang berikutnya yaitu menikah,” tutur Sutomo.

Sutomo juga memberikan motivasi kepada Seluruh Muda-Mudi yang hadir pada saat itu untuk tidak terlarut dalam fase patah hati dan harus segera bangkit. “Cinta itu butuh perjuangan tapi kita harus selalu siapkan hati ketika apa yang diperjuangkan tidak tercapai,” ujar Sutomo. (YSY/Wicak)

Oleh: Yessy Sy (contributor) / Fachrizal Wicaksono (editor)

About penulis penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *