Sleman – Sekitar 285 pemuda-pemudi dari lima kabupaten dan kota se-DIY memadati Youth Centre Yogyakarta, Minggu (20/7). Mereka datang untuk mengikuti acara bertajuk Satu Frekuensi, sebuah forum ta’aruf yang digagas DPW LDII DIY sebagai upaya mempertemukan generasi usia nikah dalam suasana Islami.
Mengusung tema “Satu Frekuensi: Sarana Ta’aruf untuk Frekuensi Serasi”, kegiatan ini menjadi ruang silaturahmi dan perkenalan yang diarahkan untuk membangun keselarasan visi menuju pernikahan. Para peserta didorong untuk saling mengenal dalam bingkai syariat, tanpa melewati fase pacaran.
“Kebarokahan dalam hubungan akan lebih mudah diraih jika muda-mudi memilih proses ta’aruf sebagai jalan menuju pernikahan,” ujar Iqbal Gustyno, Wakil Ketua Panitia acara. Menurutnya, forum ini sekaligus menjadi sarana pembinaan generus agar memiliki pola pikir yang sejalan dengan nilai-nilai pembinaan keluarga dalam Islam.
DPW LDII DIY turut menyampaikan indikator kesiapan menikah kepada peserta sebagai bagian dari sosialisasi. “Kami ingin generus memahami bahwa kesiapan menikah bukan sekadar usia, tapi juga mental, spiritual, dan finansial,” kata Qomarudin, Wakil Ketua DPW LDII DIY.
Ia menyoroti fenomena menunda pernikahan yang kini banyak ditemui di kalangan muda. “Menunda menikah artinya menunda masa depan. Karena itu, pemahaman keilmuan pernikahan menjadi penting agar mereka bisa membangun keluarga sejak dini secara matang,” tambah Qomar.
Berbeda dari konsep perjodohan konvensional, Satu Frekuensi mengemas kegiatan dengan pendekatan ramah dan interaktif. Panitia menyusun sesi seperti nasihat agama dari KH Isrudjito selaku Dewan Penasihat DPW LDII DIY, permainan kelompok lintas pos, hingga diskusi kelompok terfokus (Focus Group Discussion).
Suasana akrab sudah terasa sejak pagi saat peserta datang. Mereka disambut hangat oleh panitia dan langsung diarahkan untuk mengikuti rangkaian acara. Mulai dari sesi pembukaan, makan siang bersama, hingga salat berjamaah.
“Kami sangat berharap setelah acara ini para generus bisa mendapatkan pasangan yang barokah,” kata Iqbal. Ia menegaskan bahwa tujuan akhir dari ta’aruf adalah membangun keluarga sakinah, mawaddah, dan rahmah.
Sebagian peserta mengaku antusias dan mengapresiasi cara baru ini dalam mempertemukan generasi muda. Tak sedikit pula yang berharap kegiatan seperti ini bisa ditindaklanjuti ke tahap yang lebih serius, termasuk pembinaan lanjutan menjelang pernikahan.
DPW LDII DIY menilai acara ini menjadi langkah awal membentuk generasi yang lebih siap menghadapi jenjang pernikahan. “Melalui kemasan yang kreatif dan interaktif, peserta tidak hanya saling mengenal, tetapi juga mulai memahami tanggung jawab membina rumah tangga,” tutup Qomar.
——————–
Oleh: Thesa Sandika Bidari (contributor) / Fachrizal Wicaksono (editor)
Kunjungi berbagai website LDII
DPP, DPP, Bangkalan, Tanaroja, Gunung Kidul, Kotabaru, Bali, DIY, Jakpus, Jaksel, Jateng, Kudus, Semarang, Aceh, Babel, Balikpapan, Bandung, Banten, Banyuwangi, Batam, Batam, Bekasi, Bengkulu, Bontang, Cianjur, Clincing, Depok, Garut, Jabar, Jakarta, Jakbar, Jakut, Jambi, Jatim, Jayapura, Jember, Jepara, BEkasi, Blitar, Bogor, Cirebon, Kalbar, Kalsel, Kaltara, Kalteng, Karawang, Kediri, Kendari, Kepri, ogor, Bogor, Kutim, Lamongan, Lampung, Lamtim, Kaltim, Madiun, Magelang, Majaelngka, Maluku, Malut, Nabire, NTB, NTT, Pamekasan, Papua, Pabar, Pateng, Pemalang, Purbalingga, Purwokerto, Riau, Sampang, Sampit, Sidoarjo, Sukoharjo, Sulbar, Sulsel, Sultra, Sumbar, Sumsel, Sumut, Tanaban, Tangsel, Tanjung Jabung Barat, Tegal, Tulung Agung, Wonogiri, Minhaj, Nuansa, Sako SPN, Sleman, Tulang Bawang, Wali Barokah, Zoyazaneta, Sulteng