Cilegon (7/7). Suasana Kota Cilegon semakin semarak dengan digelarnya Festival Muharram Kultur, pada Jumat malam (27/6). Acara ini tak hanya menjadi perayaan Tahun Baru Islam 1447 H, tetapi juga momentum penting pelantikan Ketua dan Pengurus Dewan Kebudayaan Kota Cilegon periode 2025–2028, Ayatullah Humaeni.
Berbagai kegiatan turut meramaikan festival, di antaranya pawai obor Piala Wali Kota Cilegon, santunan anak yatim-piatu, serta pertunjukan seni dan budaya lokal. Kemeriahan tersebut mendapat sambutan positif dari berbagai pihak, termasuk dari Persinas ASAD.
Ketua Pengcab Persinas ASAD Kota Cilegon yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua 1 IPSI Kota Cilegon, Teguh Pribadi, menyampaikan bahwa pihaknya siap mendukung pelestarian budaya lokal, termasuk pencak silat sebagai warisan budaya bangsa. Ia mengungkapkan rencana kolaborasi besar bersama Dandim 0623 Cilegon, Letkol Inf. Miftakhul Khoir untuk mengadakan event nasional “Golok Day” pada Agustus 2025 mendatang.
“Festival ini menjadi ajang strategis memperkenalkan nilai-nilai budaya lokal, dan pencak silat menjadi bagian penting dari identitas Cilegon. Insyaallah kami siapkan event besar di bulan Agustus,” ujar Teguh.
Ketua IPSI Kota Cilegon, Abdul Rojak, mengapresiasi gelaran Festival Muharram Kultur dan menyampaikan harapannya agar kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan secara berkelanjutan. “Kami doakan kegiatan festival berjalan kondusif dan budaya Cilegon semakin maju. Mudah-mudahan tahun depan bisa kembali digelar untuk melestarikan seni budaya daerah,” ujarnya.
Senada dengan itu, Sekretaris Jenderal IPSI Kota Cilegon, Fatur, turut menyampaikan apresiasinya atas pelantikan Ayatullah Humaeni sebagai Ketua Dewan Kebudayaan Kota Cilegon. Ia menilai pelantikan ini menjadi peluang strategis untuk memperkuat sinergi antara IPSI dan Dewan Kebudayaan dalam membangun kemajuan seni dan budaya lokal.
“Ini sebuah prestasi yang membanggakan. Sinergi yang dibangun akan memperkuat ekosistem budaya di Kota Cilegon. Semoga seni budaya semakin eksis dan berkembang,” tutur Fatur kepada awak media.
Festival Muharram Kultur menjadi refleksi semangat kolaborasi dan pelestarian budaya Cilegon yang terus hidup dan berkembang. Peran aktif Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) seperti Persinas ASAD membuktikan bahwa seni bela diri tradisional tidak hanya sebatas olahraga, tetapi juga bagian dari identitas budaya yang harus dijaga dan diwariskan.
Oleh: Bung Pream (contributor) / Riska Sabillah (editor)
Kunjungi berbagai website LDII
DPP, DPP, Bangkalan, Tanaroja, Gunung Kidul, Kotabaru, Bali, DIY, Jakpus, Jaksel, Jateng, Kudus, Semarang, Aceh, Babel, Balikpapan, Bandung, Banten, Banyuwangi, Batam, Batam, Bekasi, Bengkulu, Bontang, Cianjur, Clincing, Depok, Garut, Jabar, Jakarta, Jakbar, Jakut, Jambi, Jatim, Jayapura, Jember, Jepara, BEkasi, Blitar, Bogor, Cirebon, Kalbar, Kalsel, Kaltara, Kalteng, Karawang, Kediri, Kendari, Kepri, ogor, Bogor, Kutim, Lamongan, Lampung, Lamtim, Kaltim, Madiun, Magelang, Majaelngka, Maluku, Malut, Nabire, NTB, NTT, Pamekasan, Papua, Pabar, Pateng, Pemalang, Purbalingga, Purwokerto, Riau, Sampang, Sampit, Sidoarjo, Sukoharjo, Sulbar, Sulsel, Sultra, Sumbar, Sumsel, Sumut, Tanaban, Tangsel, Tanjung Jabung Barat, Tegal, Tulung Agung, Wonogiri, Minhaj, Nuansa, Sako SPN, Sleman, Tulang Bawang, Wali Barokah, Zoyazaneta, Sulteng