Klaten (2/7) – Umat Islam dipenjuru dunia menyambut antusias hari raya Idul Adha 1444 Hijriyah/2023 Masehi, termasuk warga Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten Jawa Tengah. Dari pagi sekali warga yang dibawah naungan PC LDII Kecamatan Pedan ini sudah memadati lapangan untuk melaksanakan salat Idul Adha.
“Idul Adha adalah momentum untuk meningkatkan kepedulian sosial seusai pandemi covid-19, bangsa Indonesia menghadapi Resesi akibat melonjaknya harga minyak bumi dan masalah pangan dunia,” ungkap Ketua PC LDII Kecamatan Pedan, Suwarto.
Suwarto mengatakan, inflasi mulai dirasakan masyarakat karena melambungnya harga kebutuhan pokok, oleh karenannya umat Islam harus bersatu dan tanggap terhadap masalah sosial tersebut. Menurutnya permasalahan sosial itu dapat diatasi apabila bangsa Indonesia memiliki dua tipe sikap Luhur, yaitu berupa kesalehan individu dan sosial. Menurutnya, kesalehan itu dibentuk oleh rasa Taqwa, ketaqwaan itu dicontohkan oleh Nabi Ibrahim Alaihissalam dengan tulus ikhlas melaksanakan perintah Allah untuk menyembelih Anaknya, Nabi Ismail Alaihissalam. Pengorbanan Nabi Ibrahim itu kemudian diperingati oleh umat Islam di seluruh dunia dengan menyembelih kurban pada hari raya Idul Adha.
Suwarto, yang juga Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kecamatan Pedan ini mengutip hadis dari Imam Bukhari, bahwa kurban merupakan ibadah yang paling disenangi oleh Allah pada 10 Dzulhijjah, yang mana pahalanya mengalahkan pahala orang yang berkorban harta, benda dan nyawa yang mati syahid di medan perang. “inilah wujud kesalehan individu yang bisa diwujudkan dalam berkurban,” tuturnya.
Sementara itu, kurban juga membawa berkah dalam kehidupan sosial, para peternak memanen rezeki dan warga yang kesulitan akibat harga kebutuhan pokok yang melonjak merasa terbantu saat mendapatkan bingkisan daging hewan kurban. Sehingga ekonomi pun bergerak, perubahan dari sisi individu dan sosial yang luar biasa itu jangan sampai terhalang oleh wabah virus penyakit mulut dan kuku (PMK) dan lain-lain.
Ia menambahkan, keberkahan kurban tersebut bisa dilaksanakan oleh semua orang, salah satunya dengan cara menabung, agar pada Idul Adha tahun depan warga LDII kembali bisa membeli sapi ataupun kambing. “Warga LDII Kecamatan Pedan tidak semuanya mampu, mereka bisa berkurban dengan cara menabung yang disetorkan saat pengajian, dan saat menjelang Idul Adha tabungan tersebut digunakan untuk membeli hewan kurban baik secara perorangan maupun patungan,” ujarnya.
Dari data yang kami himpun, PC LDII Pedan telah menyembelih 20 ekor sapi dan 29 ekor kambing, selain bingkisa daging kurbanya dibagikan kepada warga, PC LDII Pedan juga membagikan bingkisan kurban kepada Camat, Kapolsek, Danramil, Ketua KUA dan Kepala MUI Kecamatan Pedan. “Dan untuk tingkat PAC, ada variatif tebar daging kurban kepada tokoh pemuda, Kepala Desa, perangkat desa atau Kadus, PTD, RW dan tokoh agama serta warga masyarakat sekitar,” jelas Suwarto.
Adapun pelaksanaan salat Idul Adha tahun ini dilaksanakan di 8 titik/wilayah, yakni di PAC LDII Kalangan, PAC LDII Troketon, PAC LDII Keden, PAC LDII Plagan/Sumber Timur, PAC LDII Sajen, PAC LDII Jetis Wetan, PAC LDII Ngaren, PAC LDII Sumber Barat. Menurut Ketua DPP LDII Bidang Komunikasi, Informasi, dan Media (KIM), Rully Kuswahyudi, antusias warga LDII ditunjukkan dengan peningkatan jumlah hewan kurban. Pada 2020, kurban warga LDII mencapai 40.190 ekor ternak. Pada 2021 akibat pandemi Covid-19 dan ekonomi lesu, jumlah kurban turun menjadi 39.301 ekor. Pada 2022, jumlah kurban meningkat mencapai 42.646 ekor ternak. “Alhamdulillah, pada 2023, jumlah kurban warga kami meningkat lagi. Data sementara yang kami himpun, jumlah hewan kurban warga LDII mencapai 43.493 ekor, dengan rincian 23.710 ekor sapi, 19.766 ekor kambing/domba, dan 17 ekor kerbau,” ujar Rully.
Dalam catatan awak media, bila rata-rata harga seekor sapi mencapai Rp25 juta dan Rp 3 juta untuk seekor kambing maka kurban warga LDII di seluruh Indonesia mampu memutar ekonomi senilai Rp652 miliar. Menurut Rully, perputaran ekonomi saat Idul Adha, mampu meningkatkan pendapatan para peternak, “Kurban juga menjadi masa panen bagi peternak. Mereka mendapat keuntungan yang lebih tinggi dibanding hari-hari biasa. Ini menjadi pemerataan kesejahteraan, dan meningkatkan daya beli dan kemampuan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari, bahkan menyekolahkan anak-anak mereka,” paparnya. (Rizal PM/Lines)
Oleh: Rizal Putra Milda 0812 7229 3074 (contributor) / Larasati Dyah Utami (editor)