Tim cabang olah raga (cabor) panahan Jawa Timur mencetak sejarah di ajang Pekan Olah raga Nasional (PON) XX di Papua, pekan lalu. Tim Cabor Panahan Jawa Timur berhasil menyumbang 7 medali emas dan 2 medali perak, hingga menjadi juara umum di cabor panahan sekaligus mempertahankan gelar juara umum 10 kali berturut-turut selama 40 tahun terakhir di ajang PON.
Bunga Arbela, salah satu atlet andalan tim cabor panahan Jawa Timur, berhasil menyumbang 3 medali emas di kategori aduan individu putri, beregu putri, dan aduan beregu putri mix team. “Terima kasih Ibu Gubernur, para pelatih, orangtua Bunga, dan masyarakat Jawa Timur atas dukungan dan doanya. Kami berhasil membawa pulang medali dan mempertahankan juara umum cabor panahan di PON XX Papua,” ujar Bunga. Perempuan kelahiran Kota Malang 23 tahun lalu itu mulai mengenal olah raga panahan sejak kelas 5 Sekolah Dasar (SD). Waktu itu ia sering melihat atlet panahan sedang latihan di halaman Masjid Roudhotul Jannah, Malang.
“Awalnya diajak ayah lihat atlet panahan sedang latihan, disitu saya disuruh mencobanya,” ujar Bunga. Bunga menyebutkan, panahan dan berkuda merupakan olah raga Islam yang dipraktikkan Nabi Muhammad Rasulullah SAW pada zaman itu. Hal ini membuat bunga semakin tertarik dengan olah raga panahan. Kesuksesan Bunga Arbela sebagai atlet panahan tak lepas dari dukungan kedua orang tuanya. Anak dari pasangan Subali dan Arin Kurniawati itu semakin menseriusi olah raga panahan.
Subali memegang peran penting, selain menjadi sosok seorang ayah, ia juga telaten mendampingi Bunga latihan sekaligus menjadi pelatih pribadinya. “Latihannya rutin setiap sore terkadang di halaman Masjid Roudhotul Jannah, di lapangan Desa Ngebruk, atau di Lapangan KONI Jatim. Waktu itu (SD) Bunga kalau latihan pakai busur panah dari pipa paralon,” ucap Subali.
Subali mempelajari olah raga panahan secara otodidak dan dibantu dari tim pelatih KONI Jatim. Subali mengatakan saat Bunga kecil, ia sempat merasakan kesusahan untuk mengajak latihan. “Ya namanya anak kecil, kalau mau berangkat latihan harus dibujuk dulu, dibelikan jajan dulu baru mau berangkat latihan. Namun sekarang saya yang kewalahan Dia yang semangat ngajak latihan,” ujar Subali sambil tertawa.
Berkat ketekunan dan kerja kerasnya, Bunga Arbela sejak menginjak Sekolah Menengah Pertama (SMP) sudah meraih dan mengukir prestasi hingga saat ini. Bunga Arbela juga menyumbang 1 medali emas dan 3 medali perak di PON XIX Jawa Barat 2016. “Pengalaman mengikuti kejuaraan yang paling berkesan ialah di PON XIX Jawa Barat. Pertama kali saya mengikuti kejuaraan Nasional yang tidak menargetkan apa-apa. Tak disangka saya meraih 1 medali emas dan 3 medali perak. Alhamdulillah,” ujar mahasiswi Universitas Negeri Malang itu.
Dengan kesuksesan Bunga Arbela saat ini, Ia pun tak lupa atas kewajibannya. Selain latihan, Bunga disibukkan dengan tugas kuliahnya di semester akhir. Ia pun masih aktif mengikuti pengajian di masjid satu minggu tiga kali. Menurutnya selain ilmu pendidikan umum, pendidikan agama juga dirasa penting. Baginya, ilmu agama merupakan pondasi dasar manusia dalam berkehidupan.
“Orang tua selalu mensupport dan sering ngingetin juga, jangan lupa kewajiban ibadahnya dan selalu berdoa. Diusahakan shalat tahajud, shalat malam. Kalau di setiap pertandingan selalu orang tua berpesan kalah-menang itu biasa yang penting Bunga sehat, aman, selalu dalam lindungan Allah SWT. Semoga lancar dan barokah,” kata Bunga yang menirukan pesan orang tuanya.
Sebagai seorang atlet, Bunga Arbela ingin tampil di ajang Olimpiade mengikuti jejak para seniornya. Kelak saat pensiun dari atlet, ia bercita-cita ingin menjadi dosen olahraga. Ia berharap bisa mengajarkan pengalaman dan ilmunya kepada generasi bangsa sehingga akan lahir bibit-bibit atlet yang unggul di Jawa Timur (Sofyan Gani/Lines Jatim).