Gunungkidul (23/7). Para ustaz dan ustazah di lingkungan PC LDII Semin, Gunungkidul, terus menunjukkan komitmen mereka dalam meningkatkan kualitas pendidikan agama. Bertempat di Masjid Al Huda Semin, mereka setiap bulan secara rutin mengadakan kegiatan peningkatan kapasitas keilmuan.
Kegiatan yang diprakarsai oleh Seksi Pendidikan Keagamaan (PKD) PC LDII Semin ini merupakan bagian dari upaya membimbing lebih dari 100-an anak usia PAUD hingga SD di wilayah tersebut. Sebanyak 17 ustaz dan ustazah aktif mengikuti program ini, dengan fokus pada peningkatan metode pengajaran Al-Quran dan Al-Hadits.
Selain materi keagamaan, para pendidik juga mempelajari metode pembelajaran baru, seperti metode Tilawati yang menekankan pembacaan Al-Quran dengan nada dan irama untuk memudahkan anak-anak belajar.
“Saya merasa sangat terbantu dengan metode baru ini. Anak-anak jadi lebih semangat mengaji,” ujar salah satu peserta, Ustazah Jihadi Milla.
Salah satu pengurus, Muhamad Imam, menegaskan bahwa peningkatan keilmuan sangat penting untuk memperkuat kapasitas para ustaz dan ustazah. “Dengan peningkatan keilmuan ini, para Generasi Penerus (Generus) akan lebih mudah mencapai Tri Sukses Generus,” ujarnya.
Tri Sukses yang dimaksud meliputi Akhlakul Karimah (berakhlak mulia), Alim Faqih (berilmu dan paham agama), dan Mandiri, dengan penekanan khusus pada aspek Alim Faqih. Diharapkan, peningkatan kualitas pengajaran ini juga mendorong semakin banyaknya generasi muda yang kelak menjadi ustaz dan ustazah di Semin.
Menariknya, seluruh ustaz dan ustazah yang mengajar di PC LDII Semin merupakan alumni Pondok Al Ubaidah Kertosono, Jombang, Jawa Timur, sebuah pesantren yang dikenal melahirkan pendidik agama berkualitas.
Dalam nasihat pembukaan acara, salah seorang tokoh LDII, H. Sihadi mengingatkan pentingnya menciptakan suasana mengaji yang menyenangkan bagi anak-anak.
“Para ustaz dan ustazah harus mampu membuat anak-anak senang mengaji, dengan cara meningkatkan kemampuan diri sehingga penyampaian materi enak didengar dan mudah dipahami,” tegasnya.
Ia juga berpesan agar para pendidik menjadi teladan dan inspirasi bagi anak-anak.
“Jangan sampai metode mengajar membuat mereka malas mengaji. Tentu harapannya agar para ustaz dan ustazah bisa menjadi kebanggaan dan idola bagi generus,” tambahnya.
Dengan semangat ini, para pendidik berharap dapat terus memberikan yang terbaik demi mencetak generasi Qurani yang berakhlak mulia dan berilmu.
Oleh: Ibnu Riyanto (contributor) / Riska Sabilah (editor)
Kunjungi berbagai website LDII
DPP, DPP, Bangkalan, Tanaroja, Gunung Kidul, Kotabaru, Bali, DIY, Jakpus, Jaksel, Jateng, Kudus, Semarang, Aceh, Babel, Balikpapan, Bandung, Banten, Banyuwangi, Batam, Batam, Bekasi, Bengkulu, Bontang, Cianjur, Clincing, Depok, Garut, Jabar, Jakarta, Jakbar, Jakut, Jambi, Jatim, Jayapura, Jember, Jepara, BEkasi, Blitar, Bogor, Cirebon, Kalbar, Kalsel, Kaltara, Kalteng, Karawang, Kediri, Kendari, Kepri, ogor, Bogor, Kutim, Lamongan, Lampung, Lamtim, Kaltim, Madiun, Magelang, Majaelngka, Maluku, Malut, Nabire, NTB, NTT, Pamekasan, Papua, Pabar, Pateng, Pemalang, Purbalingga, Purwokerto, Riau, Sampang, Sampit, Sidoarjo, Sukoharjo, Sulbar, Sulsel, Sultra, Sumbar, Sumsel, Sumut, Tanaban, Tangsel, Tanjung Jabung Barat, Tegal, Tulung Agung, Wonogiri, Minhaj, Nuansa, Sako SPN, Sleman, Tulang Bawang, Wali Barokah, Zoyazaneta, Sulteng