SRAGEN – Plt Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama, H. Khoirizi meminta calon jemaah haji bersabar dan mengambil hikmah atas penundaan keberangkatan haji selama 2 tahun pandemi. Hal itu disampaikan saat menyambangi kelompok bimbingan ibadah haji dan umrah (KBIHU) An-Nur dan Ponpes An-Nur di Sragen Wetan, Sragen, Sabtu (25/9/2021).
Kedatangan Plt Dirjen itu dalam rangka memanfaatkan waktu setelah menjadi narasumber pada acara Desiminasi Pembatalan Keberangkatan Jemaah Haji Tahun 2021 Angkatan XXX di Syariah Hotel Solo sehari sebelumnya. Kedatangannya diterima oleh Ketua KBIHU An-Nur H. Wanto Zuhud Assalama, Ketua Ponpes An-Nur H. Sriyanto dan Sekretaris DPD LDII Kab. Sragen Agus Suharyono.
Dalam kunjungannya itu, Khorizi mengatakan dalam situasi saat ini, KBIHU mempunyai tanggungjawab yang besar terhadap ibadah haji kelompok bimbingannya. Mengingat jamaah yang akan berangkat haji mempunyai latar belakang dan tingkat pemahaman agama yang komplek. Korizi juga berpesan agar pengurus KBIHU memahami regulasi pelaksanaan ibadah haji dan memberi pemahaman yang utuh kepada kelompok bimbingannya.
“Sehingga mereka tidak terhasut oleh isu-isu yang tidak benar,” paparnya.
Pada kesempatan tersebut ketua KBIHU An-Nur, Wanto Zuhud menanyakan keberangkatan haji yang tertunda 2 tahun dan biaya haji tahun 2022 seandainya nanti diberangkatkan. Pertanyaan itu dijawab PLT Dirjen Kemenag bahwa jamaah mengambil hikmah dari itu semua dan yang jelas pemerintah akan mengambil kebijakan yang adil dan menguntungkan calon jamaah haji. Khoirizi juga menyempatkan diri melihat keberadaan Ponpes An-Nur dan memberi motivasi kepada para santri.
Di hadapan para santri, ia berpesan agar para santri terus semangat mencari ilmu, saat muda bersusah-susah nanti di masa tua tinggal menikmati senangnya.
“Tidak seperti anak-anak yang dimasa mudanya bersenang-senang, berfoya-foya tapi saat tua tinggal menderita,” terangnya.
Para santri juga dipesan untuk menertibkan ibadah wajibnya dan meningkatkan ibadah sunahnya seperti sholat dhuha, salat tahajud, puasa senin kamis dan lain-lain. Pada akhir silaturrahim, Khoirizi mengumpulkan santri yang yatim dan memberinya shodaqoh kepada mereka.
Oleh: Rully Sapujagad (contributor) / Fachrizal Wicaksono (editor)