BANDUNG – Walaupun dalam kondisi pandemi Covid-19, namun jumlah hewan yang dikurbankan Dewan Pimpinan Wilayah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPW LDII) Provinsi Jawa Barat naik dari tahun sebelumnya.
DPW LDII Provinsi Jawa Barat mencatat, untuk jumlah hewan yang telah dikurbankan di wilayah Jawa Barat sendiri sebanyak 4.349 ekor pada tahun 2020 meningkat menjadi 4.884 ekor pada tahun 2021. Sedangkan untuk rinciannya sebanyak 2.273 ekor sapi, lima ekor kerbau dan 2.071 ekor kambing pada tahun 2020. Sementara 2.577 ekor sapi, dua ekor kerbau, dan 2.305 ekor kambing pada tahun 2021
membagikan sekitar 170 ribu kantong daging kurban kepada masyarakat. Pembagian kurban ini dilaksanakan masing-masing DPD LDII kota/kabupaten se-Jawa Barat. Pada masa pandemi Covid-19 ini, LDII melaksanakan ibadah kurban berwawasan lingkungan.
“Kita berkurban sebagai rangkaian dari ibadah. Menjaga kelestarian lingkungan juga termasuk ibadah. Sehingga dengan membagikan daging kurban dalam besek merupakan ikhtiar kami berkurban untuk menjaga kelestarian lingkungan,” ujar Ketua DPW LDII Prov. Jabar, drg. H. Dicky Harun, Sp.Ort, dalam jumpa pers, di PPM Minhajul Haq, Bandung (22/07).
Walaupun pada masa pandemi Covid, lanjut Dicky, animo warga LDII untuk beribadah kurban alhamdulillah terus meningkat. Biasanya, warga LDII itu setelah Idul Adha, mereka akan menabung untuk kurban selama setahun ke depan. Sehingga tabungan ini meringankan mereka untuk bisa berkurban.
“Mudah-mudahan pembagian daging kurban ini dapat meringankan beban ekonomi dan memberi manfaat bagi warga yang secara ekonomi terdampak oleh pandemi Covid-19,” ujarnya.
Sementara itu, untuk bungkus daging kurban pihaknya pun menggunakan besek saat membagikan daging, merupakan alternatif bahan ramah lingkungan yang mudah terurai. Sebelumnya, daging kurban selalu diwadahi dengan kantong plastik, sehingga selalu meninggalkan sampah yang sulit terurai dan mencemari lingkungan.
“Kurban dengan wawasan lingkungan ini penting, kami tetap memperhatikan kondisi namun tak meninggalkan esensi berkurban, yakni ketakwaan kepada Allah dan berbagi,” ujarnya.
Dicky menambahkan, pengertian kurban dengan wawasan lingkungan juga mengandung arti sebagai umat Islam harus peka terhadap lingkungan. Antara lain, mengubah kebiasaan berkurban, agar tetap patuh protokol kesehatan dan menjaga kebersihan dari sisa-sisa pemotongan hewan kurban.
“Para panitia kurban, selain menjaga jarak, mereka juga memakai masker, sarung tangan, bahkan Sebagian ada yang menggunakan alat pelindung diri (APD). Yang tak kalah penting adalah membersihkan sisa-sisa hewan kurban, jangan sampai dibiarkan dan menjadi penyebab sumber bau busuk sehingga mengganggu lingkungan sekitar,” paparnya.
Sementara pengantaran yang dilakukan dari rumah ke rumah, sebagai upaya menaati protokol kesehatan. Sebelum pandemi Covid, biasanya pembagian daging menggunakan sistem kupon dan antrian. Namun, sejak tahun lalu, protokol kesehatan diterapkan secara ketat, bahwa selain panitia atau pihak yang tidak memiliki kepentingan dilarang untuk masuk ke wilayah penyembelihan hewan kurban ini.
Kepedulian itu juga dalam bentuk membagikan daging kurban kepada warga yang menjalani isolasi mandiri. Seperti yang dilakukan warga LDII di Kota Bandung. “Pemberian daging kurban ini untuk meringankan warga, apalagi mereka yang sedang menjalani isolasi mandiri. Tentu sulit untuk belanja bahan makanan keluar rumah,” urainya.
Oleh: Fadel Abrori (contributor) / Fachrizal Wicaksono (editor)