Home / Nasional / Hadirkan Guru Besar UIN Sunan Kalijaga, LDII Klaten Gelar Workshop Penguatan 29 Karakter Luhur

Hadirkan Guru Besar UIN Sunan Kalijaga, LDII Klaten Gelar Workshop Penguatan 29 Karakter Luhur

Klaten (6/2). DPD LDII Kabupaten Klaten menggelar workshop bertajuk “Sinkronisasi Penguatan Pendidikan 29 Karakter Luhur pada Sekolah Islam Terpadu Naungan DPD LDII Kabupaten Klaten”. Kegiatan ini berlangsung pada Rabu (29/1), di Kantor Sekretariat DPD LDII Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Workshop ini merupakan bagian dari program kerja DPD LDII Klaten tahun 2025, yang diselenggarakan oleh Bagian Pendidikan Umum dan Pelatihan bekerja sama dengan Bagian Pemberdayaan Perempuan dan Kesejahteraan Keluarga. Kegiatan ini dihadiri oleh Ketua DPD LDII Klaten, Sarjono, beserta jajaran pengurus, kepala sekolah, wakil ketua kurikulum dari berbagai jenjang pendidikan (TK, SD, SMP, SMK) di bawah naungan LDII, serta Ketua Pembina Penggerak Generus (PPG) dan Ketua Bidang Kurikulum PPG se-Kabupaten Klaten.

Guru Besar UIN Sunan Kalijaga, Sri Sumarni, memberikan pemaparan mengenai pentingnya pendidikan karakter dalam membangun peradaban bangsa. Dalam sambutannya, Ketua DPD LDII Klaten, Sarjono, menekankan bahwa keberhasilan suatu bangsa tidak hanya bergantung pada kecerdasan intelektual, tetapi juga pada karakter luhur yang kuat.

Ia mencontohkan bagaimana negara-negara seperti Selandia Baru dan Finlandia sempat mengalami kemunduran akibat minimnya pendidikan karakter, hingga akhirnya berbenah dengan menempatkan pendidikan karakter sebagai prioritas utama. “Pembangunan dan kesuksesan suatu bangsa tidak cukup hanya dengan kecerdasan, tapi harus dilandasi dengan karakter luhur yang kuat,” tegas Sarjono.

Ia menambahkan bahwa melalui workshop ini, peserta diharapkan dapat memahami dan mengimplementasikan 29 karakter luhur LDII di sekolah-sekolah Islam terpadu. Sementara itu, dalam paparannya, Sri Sumarni, menegaskan bahwa pendidikan karakter merupakan senjata utama dalam membangun peradaban. Sri mencontohkan kisah Nelson Mandela yang tetap memaafkan para penjaga penjara yang menyiksanya selama 27 tahun. Sikap tersebut mencerminkan kekuatan karakter yang luar biasa.\

 

Oleh: Rizal Putra Milda (contributor) / FF (editor)

Kunjungi berbagai website LDII

DPP, DPP, Bangkalan, Tanaroja, Gunung Kidul, Kotabaru, Bali, DIY, Jakpus, Jaksel, Jateng, Kudus, Semarang, Aceh, Babel, Balikpapan, Bandung, Banten, Banyuwangi, Batam, Batam, Bekasi, Bengkulu, Bontang, Cianjur, Clincing, Depok, Garut, Jabar, Jakarta, Jakbar, Jakut, Jambi, Jatim, Jayapura, Jember, Jepara, BEkasi, Blitar, Bogor, Cirebon, Kalbar, Kalsel, Kaltara, Kalteng, Karawang, Kediri, Kendari, Kepri, ogor, Bogor, Kutim, Lamongan, Lampung, Lamtim, Kaltim, Madiun, Magelang, Majaelngka, Maluku, Malut, Nabire, NTB, NTT, Pamekasan, Papua, Pabar, Pateng, Pemalang, Purbalingga, Purwokerto, Riau, Sampang, Sampit, Sidoarjo, Sukoharjo, Sulbar, Sulsel, Sultra, Sumbar, Sumsel, Sumut, Tanaban, Tangsel, Tanjung Jabung Barat, Tegal, Tulung Agung, Wonogiri, Minhaj, Nuansa, Sako SPN, Sleman, Tulang Bawang, Wali Barokah, Zoyazaneta, Sulteng

About penulis penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *