Home / Nasional / DPW LDII Banten Kembali Gelar Spirit Of Happy Life, Bekali Generasi Muda Hidup Berumah Tangga

DPW LDII Banten Kembali Gelar Spirit Of Happy Life, Bekali Generasi Muda Hidup Berumah Tangga

Tangerang (3/6). DPW LDII Banten menggelar ajang taaruf untuk pemuda usia menikah yang kedua. Acara itu selain menjadi sarana temu jodoh generasi muda LDII, juga untuk mempererat silaturrahim. Mengangkat tema “Semangat Ta’aruf Menemukan Cintamu”, acara itu dilaksanakan pada Minggu (25/5) di Pondok Pesantren Budi Mulia, Solear, Kabupaten Tangerang.

Dewan Penasehat DPW LDII Banten, Abbas Syafei menyampaikan kegiatan yang menghadirkan sekitar 750 peserta ini menjadi peluang generasi muda khususnya usia dewasa muda untuk saling mengenal satu sama lain, “Kami berharap kesempatan ini menjadi wadah bagi pemuda LDII usia nikah menemukan jodohnya, sehingga bisa membangun rumah tangga yang sakinah mawaddah warohmah,” ungkap Abbas.

Senada dengan Abbas, Ketua Pelaksana Sultoni Amri menambahkan kegiatan itu melibatkan lima DPD LDII se-Banten, “Peserta ta’aruf ini terdiri dari Kota Cilegon, Kota Serang, Kabupaten Serang, Kota Tangerang, dan Kabupaten Tangerang. Kami berharap tahun depan bisa melaksanakan kembali karena merupakan program rutin tahunan,” ujarnya.

Ketua bidang dakwah PC LDII Tigaraksa, Ustadz Muhammad Syarif yang menjadi narasumber mengatakan, peran suami istri adalah sama dalam membangun keluarga yang sakinah mawadah warohmah. “Tidak bisa sebelah pihak, karena itu ta’aruf kubro menjadi sebuah peluang bagi seorang perempuan untuk memilih pemimpin rumah tangganya, sementara laki-laki untuk memilih ibu bagi anak-anaknya,” ujar Syarif.

Ia juga menekankan, agar calon pengantin perlu mengenali dirinya sendiri lebih dulu sebelum memilih pasangan. Hal itu dimulai dari keinginan, kekurangan, kelebihan, dan lain sebagainya sehingga mampu menyeimbangkan diri dengan pasangan nantinya. Syarif juga menegaskan kembali bahwa komunikasi dua arah adalah langkah kecil membangun rumah tangga yang sehat bagi pasangan muda.

“Contohnya, saling mendengarkan, saling memahami, namun hal itu tidak bisa hanya dilakukan oleh satu pihak saja. Sebab keinginan dan harapan setiap pasangan beda-beda sehingga harus dibicarakan. Seperti rencana, target, dan prinsip hidup,” kata Syarif.

Kehidupan setelah menikah, kata Syarif, ada tiga penyesuaian, yaitu masalah keuangan, pekerjaan rumah tangga, dan pengasuhan anak. Terkait masalah keuangan rumah tangga, pemateri juga menyampaikan, calon pasangan dan suami istri harus melek akan literasi finansial. “Pasangan muda harus terbuka dengan riwayat keuangan,” katanya.

Syarif mengatakan untuk menjaga kestabilan keuangan rumah tangga dikenal prinsip Tarif ( Transparansi, Akuntabilitas, Keandalan, Independensi, Kewajaran ) yang semuanya, harus terbuka seperti bukti pengumpulan dan dilakukan secara adil antar pasangan satu sama lain. Syarif juga berpesan agar pasangan suami istri bekerja sama menjaga keuangan rumah tangga, karena menjadi salah satu penopang kehidupan keluarga.

Menurut Syarif, perpisahan rumah tangga banyak terjadi, salah satunya karena keuangan, sehingga hal itu harus dijaga sebaik mungkin. Misal sedang masa sulit, maka harus saling percaya dan berusaha mencari peluang penghidupan, jangan hanya berdiam diri. “Jika suami sedang merasakan kesulitan, istri harus semangat memotivasi suami mencari nafkah. Sebab keberlanjutan keuangan akan menopang keberlanjutan keluarga,” kata Syarif.

 

Oleh: Bung Pream (contributor) / Uyun Kusuma (editor)

Kunjungi berbagai website LDII

DPP, DPP, Bangkalan, Tanaroja, Gunung Kidul, Kotabaru, Bali, DIY, Jakpus, Jaksel, Jateng, Kudus, Semarang, Aceh, Babel, Balikpapan, Bandung, Banten, Banyuwangi, Batam, Batam, Bekasi, Bengkulu, Bontang, Cianjur, Clincing, Depok, Garut, Jabar, Jakarta, Jakbar, Jakut, Jambi, Jatim, Jayapura, Jember, Jepara, BEkasi, Blitar, Bogor, Cirebon, Kalbar, Kalsel, Kaltara, Kalteng, Karawang, Kediri, Kendari, Kepri, ogor, Bogor, Kutim, Lamongan, Lampung, Lamtim, Kaltim, Madiun, Magelang, Majaelngka, Maluku, Malut, Nabire, NTB, NTT, Pamekasan, Papua, Pabar, Pateng, Pemalang, Purbalingga, Purwokerto, Riau, Sampang, Sampit, Sidoarjo, Sukoharjo, Sulbar, Sulsel, Sultra, Sumbar, Sumsel, Sumut, Tanaban, Tangsel, Tanjung Jabung Barat, Tegal, Tulung Agung, Wonogiri, Minhaj, Nuansa, Sako SPN, Sleman, Tulang Bawang, Wali Barokah, Zoyazaneta, Sulteng

About penulis penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *