Kota Jambi (1/7). Lebih dari 250 warga memadati Masjid Tawakkal, Wijaya Pura, Jambi Selatan, dalam “Pengajian Umum Bulanan”, yang diselenggarakan oleh DPD LDII Kota Jambi. Acara ini menghadirkan Ketua Dewan Penasihat DPW LDII Provinsi Jambi, KH Nur Hamid Hadi, sebagai penceramah dengan tema “Membentuk Karakter dan Kemandirian Anak Sejak Usia Dini.”
Dalam tausiahnya, KH Nur Hamid menegaskan bahwa pembinaan generasi penerus (generus) bukan sekadar tanggung jawab individu, melainkan sebuah “mega proyek” kolektif demi keberlangsungan perjuangan umat. “Orangtua harus serius mendidik anak agar menjadi generasi yang alim-faqih, berakhlakul karimah, dan mandiri. Mereka akan menghadapi tantangan berat, mulai dari kehidupan rumah tangga, masyarakat, hingga fitnah akhir zaman,” ujarnya.
KH Nur Hamid mengingatkan pentingnya transfer ilmu antargenerasi dengan merujuk hadis Rasulullah dan menegaskan bahwa anak yang shalih merupakan investasi abadi. “Ilmu yang bermanfaat, doa anak yang shalih, dan sedekah jariyah akan terus mengalirkan pahala bagi orangtua, bahkan setelah wafat,” jelasnya, mengutip hadis riwayat Abu Dawud.
Ia juga memperingatkan bahaya kelalaian dalam mendidik anak, sebagaimana termaktub dalam QS At-Taghabun: 14–15 dan hadis riwayat Thabrani, bahwa anak bisa menjadi “musuh paling berbahaya” jika tidak dibina dengan benar.
Sebagai solusi, KH Nur Hamid menyampaikan lima kunci utama parenting bagi warga LDII dalam membina Generus di akhir zaman. “Pertama sinergi ayah dan ibu. Pola asuh harus harmonis dan tidak bertolak belakang,” ujarnya.
Ia melanjutkan, orangtua harus menjadi teladan. “Anak lebih mudah meniru perilaku daripada sekadar menerima nasihat. Kemudian disiplin tanpa kekerasan, di mana tegas dalam prinsip dan lembut dalam penyampaian,” tutur Nur Hamid.
Selanjutnya Nur Hamid mengajak untuk mengapresiasi proses. “Hargai usaha anak, bukan hanya dari hasilnya saja. Hal terpenting, terakhir adalah doa dan tawakal,” pungkasnya.
Nur Hamid menegaskan, jika hari ini kita abai, maka besok kita menuai akibatnya. “Generasi tangguh tidak lahir secara instan, tetapi melalui proses panjang dengan kesabaran, ilmu, dan keteladanan,” tegasnya.
Oleh: FF (editor)
Kunjungi berbagai website LDII
DPP, DPP, Bangkalan, Tanaroja, Gunung Kidul, Kotabaru, Bali, DIY, Jakpus, Jaksel, Jateng, Kudus, Semarang, Aceh, Babel, Balikpapan, Bandung, Banten, Banyuwangi, Batam, Batam, Bekasi, Bengkulu, Bontang, Cianjur, Clincing, Depok, Garut, Jabar, Jakarta, Jakbar, Jakut, Jambi, Jatim, Jayapura, Jember, Jepara, BEkasi, Blitar, Bogor, Cirebon, Kalbar, Kalsel, Kaltara, Kalteng, Karawang, Kediri, Kendari, Kepri, ogor, Bogor, Kutim, Lamongan, Lampung, Lamtim, Kaltim, Madiun, Magelang, Majaelngka, Maluku, Malut, Nabire, NTB, NTT, Pamekasan, Papua, Pabar, Pateng, Pemalang, Purbalingga, Purwokerto, Riau, Sampang, Sampit, Sidoarjo, Sukoharjo, Sulbar, Sulsel, Sultra, Sumbar, Sumsel, Sumut, Tanaban, Tangsel, Tanjung Jabung Barat, Tegal, Tulung Agung, Wonogiri, Minhaj, Nuansa, Sako SPN, Sleman, Tulang Bawang, Wali Barokah, Zoyazaneta, Sulteng