Musi Banyuasin (27/5). Pondok Pesantren (Ponpes) Taufiqurrohman, Pinang Banjar, Sungai Lilin terus mendorong para santrinya untuk menjadi da’i yang mandiri dan profesional. Melalui program Santri Preneur, para santri dibekali keterampilan sebagai bekal kemandirian tanpa meninggalkan tugas mulia mereka sebagai pendakwah.
Para guru di Ponpes Taufiqurrohman tak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga menanamkan semangat konsistensi dan istiqamah dalam ibadah. Para santri dididik untuk tetap menjadi obor moderasi beragama di tengah masyarakat. “Kelak dari sini akan lahir para kiai yang tidak hanya alim, tetapi juga memiliki jiwa entrepreneur,” ujar Daud, salah satu pengasuh pondok.
Dengan perpaduan antara religiusitas dan keterampilan kewirausahaan, Ponpes Taufiqurrohman berharap dapat mencetak da’i yang mampu berdakwah ke berbagai penjuru Nusantara, sebagaimana pendahulu mereka yang telah mengabdi hingga ke Papua dan Sulawesi.
“Semoga cita-cita mulia ini terwujud, dan lahir generasi yang profesional sekaligus religius di Bumi Serasan Sekate,” tutupnya.
Oleh: Daud SOBRI (contributor) / FF (editor)
Kunjungi berbagai website LDII
DPP, DPP, Bangkalan, Tanaroja, Gunung Kidul, Kotabaru, Bali, DIY, Jakpus, Jaksel, Jateng, Kudus, Semarang, Aceh, Babel, Balikpapan, Bandung, Banten, Banyuwangi, Batam, Batam, Bekasi, Bengkulu, Bontang, Cianjur, Clincing, Depok, Garut, Jabar, Jakarta, Jakbar, Jakut, Jambi, Jatim, Jayapura, Jember, Jepara, BEkasi, Blitar, Bogor, Cirebon, Kalbar, Kalsel, Kaltara, Kalteng, Karawang, Kediri, Kendari, Kepri, ogor, Bogor, Kutim, Lamongan, Lampung, Lamtim, Kaltim, Madiun, Magelang, Majaelngka, Maluku, Malut, Nabire, NTB, NTT, Pamekasan, Papua, Pabar, Pateng, Pemalang, Purbalingga, Purwokerto, Riau, Sampang, Sampit, Sidoarjo, Sukoharjo, Sulbar, Sulsel, Sultra, Sumbar, Sumsel, Sumut, Tanaban, Tangsel, Tanjung Jabung Barat, Tegal, Tulung Agung, Wonogiri, Minhaj, Nuansa, Sako SPN, Sleman, Tulang Bawang, Wali Barokah, Zoyazaneta, Sulteng