Banten (12/1). Sebanyak 70 peserta pengurus dari empat Dewan Pimpinan Daerah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPD LDII) di Provinsi Banten, mengikuti acara Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) yang diselenggarakan oleh DPW LDII Provinsi Banten di Bumi Perkemahan Bukit Sinyonya, Kabupaten Pandeglang, Banten, pada Minggu (5/1). Acara bertemakan pembentukan 29 karakter luhur ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan keorganisasian para peserta.
Fajar Sidik Karimullah, salah seorang peserta, mengungkapkan bahwa acara ini membuka banyak sudut pandang baru dalam berorganisasi. “Ini sangat bagus, terutama untuk peserta dan pengurus yang masih minim pengalaman dalam berorganisasi. Bagi yang sudah berpengalaman, acara ini juga menjadi kesempatan untuk menyegarkan kembali pengetahuan yang mulai terlupakan. Bahkan, jika bisa, kegiatan seperti ini sebaiknya dilakukan setahun sekali,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya latihan dan disiplin ilmu dalam menjalankan roda organisasi. “Proses berorganisasi akan sulit dijalani jika bekal pengetahuannya minim. Pengaplikasiannya juga perlu diperhatikan agar sejalan dengan tokoh atau pemangku kepentingan lainnya,” tambah Fajar, yang diberikan amanah sebagai Ketua DPD LDII Kabupaten Lebak.
LDK merupakan kegiatan yang dilakukan oleh LDII untuk membangun dan melatih generasi mudanya dalam berinovasi, mengembangkan, dan mengelola organisasi. Dengan semakin berkembangnya waktu, dihadapi pula semakin banyak permasalahan yang perlu diatasi. Ketua DPW LDII Provinsi Banten, Dimo Tono Sumito, menanggapi hal tersebut dengan mengatakan bahwa LDII akan terus berupaya menyiapkan generasi penerus dalam keorganisasian.
“Setidaknya, kegiatan ini bertujuan untuk membangun karakter pribadi para peserta. Kami ingin mewadahi mereka dengan latihan dan disiplin dalam berorganisasi. Terlebih, masih banyak yang kekurangan ilmu untuk melaksanakan tugas sesuai jabatan mereka di organisasi,” ujarnya.
Dimo juga berbagi kesan positifnya terkait kegiatan ini. “Dalam praktik di lapangan, banyak kendala dan masalah yang dihadapi. Oleh karena itu, dibutuhkan kesabaran, semangat yang penuh, fokus, serta pendampingan dari para pembina dan masukan yang baik. Namun, keputusan tetap harus mengacu pada hasil musyawarah dan arahan,” tuturnya.
Oleh: Bung Pream (contributor) / FF (editor)
Kunjungi berbagai website LDII
DPP, DPP, Bangkalan, Tanaroja, Gunung Kidul, Kotabaru, Bali, DIY, Jakpus, Jaksel, Jateng, Kudus, Semarang, Aceh, Babel, Balikpapan, Bandung, Banten, Banyuwangi, Batam, Batam, Bekasi, Bengkulu, Bontang, Cianjur, Clincing, Depok, Garut, Jabar, Jakarta, Jakbar, Jakut, Jambi, Jatim, Jayapura, Jember, Jepara, BEkasi, Blitar, Bogor, Cirebon, Kalbar, Kalsel, Kaltara, Kalteng, Karawang, Kediri, Kendari, Kepri, ogor, Bogor, Kutim, Lamongan, Lampung, Lamtim, Kaltim, Madiun, Magelang, Majaelngka, Maluku, Malut, Nabire, NTB, NTT, Pamekasan, Papua, Pabar, Pateng, Pemalang, Purbalingga, Purwokerto, Riau, Sampang, Sampit, Sidoarjo, Sukoharjo, Sulbar, Sulsel, Sultra, Sumbar, Sumsel, Sumut, Tanaban, Tangsel, Tanjung Jabung Barat, Tegal, Tulung Agung, Wonogiri, Minhaj, Nuansa, Sako SPN, Sleman, Tulang Bawang, Wali Barokah, Zoyazaneta, Sulteng