Kediri, (8/6). Balai Diklat Keagamaan Surabaya mengadakan pelatihan teknis manajemen penyelenggaraan pondok pesantren yang berlangsung selama tujuh hari, dari 29 Mei-7 Juni 2024. Pelatihan ini dikemas dalam format blended, bertempat di Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Kediri.
Kepala Seksi Pondok Pesantren (Kasi Pontren) Kemenag Kab.Kediri Sugeng Supriono, menjadi salah satu pemateri dalam pelatihan ini. Ia menyampaikan materi tentang nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) yang berAKHLAK.
Dalam penjelasannya, Sugeng menekankan pentingnya memahami syarat berdirinya pesantren yang meliputi adanya kyai, santri, asrama santri, kitab kuning, tempat ibadah, serta afiliasi dengan organisasi masyarakat (ormas) Islam. “Syarat utama berdirinya pesantren adalah adanya kyai, santri, asrama santri, kitab kuning, tempat ibadah, dan harus berafiliasi dengan ormas Islam. Ini adalah pondasi yang harus dipenuhi untuk membentuk pesantren yang solid dan berkualitas,” ujar Sugeng Supriono.
Ia juga menyoroti pentingnya kemandirian santri, dengan menegaskan bahwa kemandirian tidak harus diwujudkan melalui menjadi ASN, melainkan dapat melalui berbagai bentuk kemandirian lainnya yang mampu berkontribusi positif dalam masyarakat. Selain itu, Sugeng Supriono menjelaskan lima poin budaya kerja di Kemenag, yaitu integritas, profesionalitas, inovasi, tanggung jawab, dan keteladanan.
Sugeng menguraikan nilai dasar ASN yang berorientasi pada pelayanan masyarakat, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif. “Budaya kerja di Kemenag mengedepankan integritas, profesionalitas, inovasi, tanggung jawab, dan keteladanan. Nilai dasar ASN yang kita pegang teguh meliputi orientasi pada pelayanan masyarakat, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif. Ini adalah pilar-pilar yang harus diinternalisasi oleh setiap ASN di Kemenag,” tambahnya.
Pelatihan ini diikuti dengan antusias oleh para peserta yang terdiri dari pengelola pondok pesantren se-Kabupaten Kediri. Melalui pelatihan ini, diharapkan para peserta dapat meningkatkan kapasitas manajerial mereka dalam mengelola pondok pesantren, sehingga dapat memberikan kontribusi lebih besar dalam pengembangan pendidikan dan keagamaan di Kabupaten Kediri.
Pelatihan yang dikemas dalam format blended ini memungkinkan para peserta untuk berinteraksi dan berbagi pengalaman secara langsung maupun virtual, sehingga memperkaya wawasan dan pengetahuan mereka dalam manajemen pondok pesantren. Dengan berakhirnya pelatihan tersebut, diharapkan pengelola pondok pesantren dapat menerapkan ilmu yang telah didapat untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kemandirian santri, serta memperkuat sinergi antara pesantren dan Kemenag dalam membangun masyarakat yang lebih baik.
Oleh: Bagas Dino (contributor) / rully kuswahyudi (editor)
Kunjungi berbagai website LDII
DPP, DPP, Bangkalan, Tanaroja, Gunung Kidul, Kotabaru, Bali, DIY, Jakpus, Jaksel, Jateng, Kudus, Semarang, Aceh, Babel, Balikpapan, Bandung, Banten, Banyuwangi, Batam, Batam, Bekasi, Bengkulu, Bontang, Cianjur, Clincing, Depok, Garut, Jabar, Jakarta, Jakbar, Jakut, Jambi, Jatim, Jayapura, Jember, Jepara, BEkasi, Blitar, Bogor, Cirebon, Kalbar, Kalsel, Kaltara, Kalteng, Karawang, Kediri, Kendari, Kepri, ogor, Bogor, Kutim, Lamongan, Lampung, Lamtim, Kaltim, Madiun, Magelang, Majaelngka, Maluku, Malut, Nabire, NTB, NTT, Pamekasan, Papua, Pabar, Pateng, Pemalang, Purbalingga, Purwokerto, Riau, Sampang, Sampit, Sidoarjo, Sukoharjo, Sulbar, Sulsel, Sultra, Sumbar, Sumsel, Sumut, Tanaban, Tangsel, Tanjung Jabung Barat, Tegal, Tulung Agung, Wonogiri, Minhaj, Nuansa, Sako SPN, Sleman, Tulang Bawang, Wali Barokah, Zoyazaneta, Sulteng