Sidoarjo, 31/08 – Upacara bendera untuk memperingati hari kemerdekaan setiap tanggal 17 Agustus, tidak hanya diselenggarakan oleh lembaga pemerintah. Lembaga pendidikan yang berbasis agama juga menggelar upacara HUT Ke-77 RI sebagai wujud cinta tanah air. Seperti yang dilakukan ratusan santri Pondok Pesantren binaan LDII, Yayasan Al-Barokah Mulia Insani, Desa Sruni, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo, 17/8.
Pembina upacara, Indra Ristanto mengatakan kegiatan upacara tersebut rutin dilakukan tiap momen peringatan Hari Kemerdekaan RI. Menurutnya, hal tersebut dilakukan agar santri bisa memaknai kemerdekaan serta memiliki nilai patriotisme dan rasa cinta tanah air. “Upacara rutin tahunan ini sebagai upaya menanamkan nilai-nilai nasionalisme dan kebangsaan pada santri. Santri ini aset bangsa, aset nasional. Karena sejarah lahirnya bangsa ini juga tidak lepas dari perjuangan santri dan pondok pesantren,” tuturnya.
Pada HUT ke-77 RI tahun ini, pemerintah sudah menetapkan tema peringatan yaitu “Pulih Lebih Cepat Bangkit Lebih Kuat”. Menurut Indra, tema yang diusung pada HUT ke-77 Kemerdekaan RI dinilai tepat sekali untuk merefleksikan adanya pandemi Covid-19 yang berdampak pada seluruh bangsa Indonesia selama dua tahun belakangan ini. “Dengan bermodalkan tema tahun ini yang menuntun kita untuk bersama pulih lebih cepat agar siap menghadapi tantangan global dan bangkit lebih kuat untuk siap membawa bangsa Indonesia maju. Sehingga semua pihak bisa bersatu melawan pandemi Covid kemarin,” ujarnya.
Indra menambahkan, salah satu upaya yang telah dilakukan pihak ponpes adalah melalui vaksinasi. “Kami telah memfasilitasi dilaksanakannya vaksinasi dosis 1, 2, dan booster yang bekerjasama dengan puskesmas setempat beberapa waktu lalu,” jelasnya.
Dalam lingkungan ponpes, penanaman nilai-nilai kebangsaan tak sebatas pada acara-acara yang bersifat seremonial. Para penyelenggara pendidikan pun mendapatkan materi wawasan kebangsaan. Sebagaimana program DPP LDII melalui Sekolah Pamong Indonesia (SPI), untuk mengedukasi para pengurus yayasan, para guru sekolah dan pesantren, pamong, hingga petugas keamanan dan kebersihan. “Guna mengisi dan merealisasikan kemerdekaan, selain memiliki nilai keimanan juga ditanamkan nilai-nilai kebangsaan serta didukung dengan etos kerja yang tinggi, mencari ilmu dengan sungguh-sungguh dan tak kenal waktu, sehingga yang dinamakan kemerdekaan itu dapat kita rasakan meski sedang mengenyam pendidikan agama,” tegas Indra.
Selain para santri, upacara bendera yang digelar pukul 07.00 WIB tersebut juga diikuti oleh karyawan, para pengasuh dan guru ponpes, dewan guru sekolah PKPPS, MA serta masyarakat sekitar ponpes.
Oleh: Cakra Sadida (contributor) / rully kuswahyudi (editor)